Saturday, June 8, 2013

MARAKNYA NAPZA DI KALANGAN REMAJA


            Dewasa ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa peredaran NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif) semakin menjadi. Orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan barang berbahaya tersebut. Walaupun sebenarnya sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memberantasnya, namun data mengenai seberapa luas penyebarannya di masyarakat, siapa saja yang terlibat, faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap permasalahan itu, serta dampak yang ditimbulkan dan sebagainya masih belum tersedia baik itu di instansi-instansi resmi maupun yang bergerak dalam bidang penanggulangan narkoba. Dulu mungkin kita berfikir hanya sedikit pengaruh AIDS karena penggunaan narkotika, namun sekarang bukti menunjukkan bahwa kasus AIDS yang disebabkan karena narkotika meningkat drastis, terutama dikalangan remaja.         

            Jumlah pengguna narkoba di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini diprediksi akan mencapai 87.432 orang.Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) DIY Budiharso mengatakan prediksi jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu karena ada kecenderungan dari waktu ke waktu penggunanya bertambah. Ia menyebutkan, pada 2011 catatan BNN menunjukan angka pengguna narkoba di provinsi itu 69.700 orang dan meningkat menjadi 78.064 orang pada 2012. "Tahun 2013 ini kami perkirakan juga naik" katanya.Bahkan pasa 2015 jumlahnya diperkirakan mencapai 109.679 orang. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan adalah ganja, sabu, dan putauw. Sedangkan dengan pengguna terbanyak adalah karyawan, mahasiswa, dan pelajar. Budiharso juga mengemukakan, pergeseran kelompok pengguna dimungkinkan mereka yang dulu mahasiswa kini sudah bekerja. (Metrotvnews.com).
            Miris memang mendapati fakta tersebut. Untuk itu kita harus tahu, sebenarnya apa saja hal yang memicu mereka ingin menggunakan NAPZA. Ada banyak alasan dan jawaban yang muncul ketika pertanyaan itu di ungkapkan, mulai dari masalah emosional/psikis yaitu untuk mengurangi kecemasan, melupakan permasalahan yang sedang dihadapi (melarikan diri dari masalah), mengatasi kesepian, untuk relaks, rasa keingintahuan yang besar tanpa pedulu akibat yang akan muncul, mengikiuti trend dikalangan teman sepermainan, dan masih banyak lagi.
            Memang pada akhirnya permasalahan penyalahgunaan napza ini akan bergantung pada faktor diri remaja selain juga pengaruh lingkungan di sekitarnya ataupun tekanan dari teman sebayanya. Menggunakan narkotika melalui jarum suntik tidak hanya mengakibatkan tertularnya virus HIV/AIDS saja akan tetapi juga beberapa penyakit lain yang ditularkan melalui darah misalnya hepatitis B, hepatitis C, sipilis, ataupun malaria. Ternyata memang banyak resiko yang ditawarkan oleh penggunaan jarum suntik pada diri remaja.
            Kemudian apa saja yang harus kita lakukan untuk mencegah dan mengurangi maraknya pemakaian NAPZA ,
11.   Melakukan program pencegahan dengan melalui KIE (komunikasi, edukasi & informasi) misalnya dengan melalui ceramah, seminar, media seperti booklet, leaflet, poster, sticker, bulletinataupunmajalah/koran.
22.    Melakukan program penurunan resiko.
maka perlu juga dilakukan program-program yang secara langsung ditujukan pada para IDU's misalnya dengan penyediaan jarum suntik steril, memberikan penyuluhan kepada mereka dan partner seks mereka agar mereka menyadari resiko-resiko perilakunya dalarn kaitannya dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan konseling bagi para IDU's maupun bagi IDU's yang sudah hidup dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan kesehatan dan juga menyediakan kondom. Memang program penurunan resiko ini cukup dilematis, di satu pihak itu memberikan kesan bahwa program ini justru melegalkan penyalahgunaan napza ataupun hubungan seks, namun di pihak lain ini merupakan sebuah strategi yang cukup efektif khususnya bagi remaja yang sudah aktif menggunakan napza, maupun yang sudah seksual aktif. Hal yang perlu diingat adalah bahwa kondisi remaja itu berbeda-beda, ada yang perilakunya tidak / kurang beresiko namun ada pula remaja yang perilakunya beresiko tinggi, dan tentu saja hal ini harus disikapi dengan metode yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya.
33.     Melakukan program outreach dan pendidik teman sebaya.(PIK-R)
Remaja biasanya lebih dekat dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua ataupun gurunya sehingga apabila ada permasalahan maka mereka lebih suka untuk datang ke temannya baik untuk menceritakan maupun meminta solusi atas permasalah yang dialaminya. Dengan adanya program pendidik teman sebaya ini maka remaja akan menjadi nara sumber bagi remaja lainnya.
54.  Melalui rehabilitasi
Bagi remaja yang sudah ketagihan dan pengkonsumsi berat narkoba maka tidak ada jalan lagi kecuali 'disembuhkan' dengan cara rehabilitasi baik secara medis, psikis (spiritual) dan cara-cara yang lainnya. Masa remaja memanglah masa yang indah, penuh dengan petualangan, sekaligus penuh dengan resiko, termasuk ketagihan obat-obat terlarang. Hai remaja akankah kamu menyia-nyiakan masa mudamu dengan hal yang akan mengubur masa depanmu dan cita-citamu.

No comments:

Post a Comment