Dewasa
ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa peredaran NAPZA (narkotika,
alkohol, psikotropika dan zat adiktif) semakin menjadi. Orang-orang
dapat dengan mudah mendapatkan barang berbahaya tersebut. Walaupun sebenarnya
sudah banyak upaya yang dilakukan untuk memberantasnya, namun data mengenai
seberapa luas penyebarannya di masyarakat, siapa saja yang terlibat,
faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap permasalahan itu, serta dampak
yang ditimbulkan dan sebagainya masih belum tersedia baik itu di
instansi-instansi resmi maupun yang bergerak dalam bidang penanggulangan
narkoba. Dulu mungkin kita berfikir hanya sedikit pengaruh AIDS karena
penggunaan narkotika, namun sekarang bukti menunjukkan bahwa kasus AIDS yang
disebabkan karena narkotika meningkat drastis, terutama dikalangan remaja.
Jumlah pengguna narkoba di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini diprediksi akan mencapai 87.432 orang.Kepala
Badan Narkotika Nasional (BNN) DIY Budiharso mengatakan prediksi jumlah
tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu karena ada
kecenderungan dari waktu ke waktu penggunanya bertambah. Ia menyebutkan, pada
2011 catatan BNN menunjukan angka pengguna narkoba di provinsi itu 69.700 orang
dan meningkat menjadi 78.064 orang pada 2012. "Tahun 2013 ini kami
perkirakan juga naik" katanya.Bahkan pasa 2015 jumlahnya diperkirakan
mencapai 109.679 orang. Jenis narkoba yang paling banyak digunakan adalah
ganja, sabu, dan putauw. Sedangkan dengan pengguna terbanyak adalah karyawan,
mahasiswa, dan pelajar. Budiharso juga mengemukakan, pergeseran kelompok
pengguna dimungkinkan mereka yang dulu mahasiswa kini sudah bekerja. (Metrotvnews.com).
Miris
memang mendapati fakta tersebut. Untuk itu kita harus tahu, sebenarnya apa saja
hal yang memicu mereka ingin menggunakan NAPZA. Ada banyak alasan dan jawaban yang
muncul ketika pertanyaan itu di ungkapkan, mulai dari masalah emosional/psikis yaitu
untuk
mengurangi kecemasan, melupakan permasalahan yang sedang dihadapi (melarikan
diri dari masalah), mengatasi kesepian, untuk relaks, rasa keingintahuan yang
besar tanpa pedulu akibat yang akan muncul, mengikiuti trend dikalangan teman
sepermainan, dan masih banyak lagi.
Memang
pada akhirnya permasalahan penyalahgunaan napza ini akan bergantung pada faktor
diri remaja selain juga pengaruh lingkungan di sekitarnya ataupun tekanan dari
teman sebayanya. Menggunakan narkotika melalui jarum suntik tidak hanya
mengakibatkan tertularnya virus HIV/AIDS saja akan tetapi juga beberapa
penyakit lain yang ditularkan melalui darah misalnya hepatitis B, hepatitis C,
sipilis, ataupun malaria. Ternyata memang banyak resiko yang ditawarkan oleh
penggunaan jarum suntik pada diri remaja.
Kemudian apa saja yang harus kita
lakukan untuk mencegah dan mengurangi maraknya pemakaian NAPZA ,
11. Melakukan
program pencegahan dengan melalui KIE (komunikasi, edukasi & informasi)
misalnya dengan melalui ceramah, seminar, media seperti booklet, leaflet,
poster, sticker, bulletinataupunmajalah/koran.
22. Melakukan
program penurunan resiko.
maka perlu juga
dilakukan program-program yang secara langsung ditujukan pada para IDU's
misalnya dengan penyediaan jarum suntik steril, memberikan penyuluhan kepada
mereka dan partner seks mereka agar mereka menyadari resiko-resiko perilakunya
dalarn kaitannya dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan konseling bagi para
IDU's maupun bagi IDU's yang sudah hidup dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan
kesehatan dan juga menyediakan kondom. Memang program penurunan resiko ini
cukup dilematis, di satu pihak itu memberikan kesan bahwa program ini justru
melegalkan penyalahgunaan napza ataupun hubungan seks, namun di pihak lain ini
merupakan sebuah strategi yang cukup efektif khususnya bagi remaja yang sudah
aktif menggunakan napza, maupun yang sudah seksual aktif. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa kondisi remaja itu berbeda-beda, ada yang perilakunya
tidak / kurang beresiko namun ada pula remaja yang perilakunya beresiko tinggi,
dan tentu saja hal ini harus disikapi dengan metode yang berbeda sesuai dengan
karakteristiknya.
33. Melakukan
program outreach dan pendidik teman sebaya.(PIK-R)
Remaja biasanya lebih
dekat dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua ataupun gurunya
sehingga apabila ada permasalahan maka mereka lebih suka untuk datang ke
temannya baik untuk menceritakan maupun meminta solusi atas permasalah yang
dialaminya. Dengan adanya program pendidik teman sebaya ini maka remaja akan
menjadi nara sumber bagi remaja lainnya.
54. Melalui
rehabilitasi
Bagi remaja yang sudah ketagihan
dan pengkonsumsi berat narkoba maka tidak ada jalan lagi kecuali 'disembuhkan'
dengan cara rehabilitasi baik secara medis, psikis (spiritual) dan cara-cara
yang lainnya. Masa remaja memanglah masa yang indah, penuh dengan petualangan, sekaligus
penuh dengan resiko, termasuk ketagihan obat-obat terlarang. Hai remaja akankah
kamu menyia-nyiakan masa mudamu dengan hal yang akan mengubur masa depanmu dan
cita-citamu.
No comments:
Post a Comment